Tips Melaksanakan Resources-Based Learning

by Uwes A. Chaeruman
Posted September 30th, 2008 at 12:36 pm

Pemirsa yang terhormat…
Alhamdulillah saya bisa ngelanjutin ini tulisan tentang resources-based learning alias belajar berbasis aneka sumber (BEBAS). Sebelumnya saya telah menulis contoh praktis BEBAS, masih dalam Bahasa Inggris, dan konsep BEBAS secara lebih gamblang dalam bahasa Indonesia. Nah, bagaimana langkah-langkah proses BEBAS dalam satu topik mata pelajaran tertentu dilaksanakan? Disini akan saya coba gambarkan. Penjelasan ini didasarkan atas contoh yang telah dilaksanakan di Amrik sana. Mohon maaf, karena memang di Kita belum pernah dilaksanakan bukan? Tapi tak masalah yang penting kita memperoleh gambarannya.
Baiklah,
Langkah-langkahnya, cukup keramat juga, ada tujuh langkah seperti berikut:

  • Berikan alasan yang kuat kepada siswa tentang kenapa harus mengumpulkan suatu informasi tertentu. Dengan cara bagaimana? Dengan cara menyodorkan suatu pertanyaan alias masalah yang terkait dengan topik yang kan dipelajari tentunya. Pertimbangkan pengetahuan awal mereka, dan relevansi serta kekonstekstualan pertanyaan dengan kehidupan mereka sehingga bermakna bagi mereka.
  • Rumuskan tujuan pembelajarannya. Kalo di kita, tujuan pembelajaran kita turunkan dari SK, KD, dan indikator bukan? Tujuan pembelajaran ini tentu saja harus menuntut kemampuan untuk menganalisis, sintesis, mengevaluasi dan bahkan mecipta, kalo menuurt taxonomi Bloom yang terkini yang sudah diperbaharui oleh crathwool dkk.
  • Identifikasilah kemampuan melek informasi seperti apa saja yang penting dikuasai anak melalui proses “inquiry” learning yang dilakukan dengan berbasis aneka sumber tadi.
  • Pastikan bahwa sumber-sumber belajar yang potensial telah tersedia, dipersiapkan dengan baik, dan sesuai dengan kebutuhan siswa (seperti sesuai dengan kemampuan membaca, mengamati, dll). Ini paling crucial sekali untuk diperhatikan. Proses BEBAS tidak akan berjalan dengan baik jika segala sumber belajarnya tidak kita rancang dan persiapkan dengan baik dan benar.
  • Kemudian, tentukan bgaimana siswa akan mendemonstrasikan hasil belajarnya. Penting sekali disini, agar siswa diberikan pilihan bagaimana ia akan membuktikan hasil proses belajarnya. Sebaiknya jangan didikte siswa ini harus begini, atau siswa itu harus begitu. Berikanlah option, biarkan mereka memilih, bila perlu pilihan tersebut datang dari mereka sendiri.
  • Tentukan bagaimana informasi yang diperoleh oleh siswa itu dikumpulkan, apakah melalui lembar pengamatan, rekaman audio, rekaman video, catatan lapangan, de el el. dan jangan lupa diberikan batas waktu untuk setiap langkahnya.
  • Terakhir. Tentukan alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan proses dan penyajian hasil belajar mereka. Tentu saja, jangan hanya berfokus pada tes obyektif, autehntic assessment, seperti prto folio mungkin akan lebih relevan.

Mudah-mudahan sudah terbayang nih langkh-langkahnya. Saya yakin, tidak akan paham benar sebelum Sodara-sodara sekalian melakukannya. :)

Pertanyaan berikutnya, apa yang harus dilakukan oleh siswa dan bagaimana kita memfasilitasinya. Ingat, Bapak dan Ibu sekalian, bagaimana kita MEMFASILITASINYA, bukan bagaimana kita MENGAJARKANNYA. Inilah serangkaian proses menantang dan otentik yang harus ditempuh oleh siswa dengan panduan, bimbingan dan arahan guru:

  • Mengidentifikasi Pertanyaan atau Permasalahan; Salah satu langkah yang paling penting dalam resources-based elarning adalah melibatkan siswa dalam mengembangkan pertanyaan penelitian. Sekali pertanyaan ini telah terbangun, mereka dibimbing untuk menetukan informasi apa saja yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apa saja instrumen atau tool yang dapat membantu mereka melakukan hal ini? ada beberapa sih, misalnya tabel KWL. Jadi siswa diminta untuk mengisi apa yang saya ketahui (Know) pada kolom Know, apa yang saya pertanyakan atau penasaran untuk mengetahui lebih jauh (Wonder) pada kolom Wonder, apa yang saya pelajari (Learn) pada kolom Learn. Cara yang lainnya adalah melalui brainstorming, mind mapping, de el el. Waduh, kalo sedari kecil proses belajarnya seperti ini, ketika S1, S2 atau S3 gak bakal kerepotan deh dalam nulis tesis atawa desertasi. Kenapa kita lemah dalam menyusun tesis dan desertasi, karena sedari kecil kita terbiasa datang, duduk, dengar, catat, hapal, ulangan deh,tus lulus. :) (
  • Langkah kedua yang harus dilakukan siswa adalah Merencanakan Cara Mencari Informasi. Disini siswa difasilitasi untuk mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang potensial. Sekaligus menentukan bagaimana cara yang tepat untk mengumpulkan informasi tersebut, apakah melalui membaca buku atau info cetak lain, searching di web, mengamati langsung, mewawancarai, de el el. Sumber informasi tentunya harus beragam, karena inikan BEBAS. Sumber informasi dapat meliputi cetak, non-cetak, maupun orang. (
  • Langkah yang dilakukan siswa berikutnya adalah Mengumpulkan Informasi. Untuk hal ini, pastikan bahwa semua sumber informasi telah tersedia dan dipersiapkan dengan baik. Misal, kalo siswa dituntut untuk mencari informasi di web site, maka kita harus pastikan intenet di sekolah berjalan dengan baik dan akses untuk memperolehnya telah tersedia. Atau kalo mencari informasi dari buku di perpustakaan, pastikan bukutersebut memang tersedia di perpustakaan. Jika ini pertama kali dilakukan, perlu juga mereka dibekali dengan kemampuan membaca efektif (scanning, skimming, de el el), ataucara mencari ifnormasi web efektif (seperti penggunaan keyword, de el el), atau cara mencari index katalog buku di perustakaan. Selama melakukan pengumpulan informasi, siswa dituntut untuk mampu mengidentifikasi (memilih dan memilah) informasi dan fakta apa saja yang penting dan relevan dengan pertanyaan penelitian dan mana yang bukan serta mengkategorisasikan hasil temuannya tersebut.
  • Langkah selanjutnya adalah Menggunakan Informasi. dalam proses pengumpulan informasi siswa akan membaca, mendengar, menyentuh, atau melihat sendiri sumber informasi tersebut. selama proses tesebut, mereka akan mengembangkan metode untuk menangkap informasi pentingtersebut. Bisa saja dengan cara mencatat pada kartu catatan, atau dalam bagan atau midnmaping. atau mungkin juga mereka membuat salinan (copy) dari buku, koran, dll. Setelah semua terkumpul, siswa perlu mendapat bimbingan bahwa apa yang mereka lakukan tidaklah sekedar melakukan cut and paste terhadap informasi yang diperoleh. Tapi bagaimana menggunakan informasi tersebut kedalam kata atau bahasanya sendiri, dengan tidak lupa tetap mencantumkan sumber informasi terseut dari mana atau dari siapa.
  • Langkah selanjutnya adalah Mensintesa Informasi. Berbekal ifnormasi yang telah diperoleh, siswa dibimbing untuk mengorganisasikan infromasi tersebut kedalam susunan yang sistematis, logis dan memungkinkan untuk dipahami dengan cepat dan beanr oleh orang lain. Termasuk juga siswa diminta untuk merencanakan cara terbaik untuk menyajikan hasilnya kepada orang lain. Nah, disini keputusan untuk memilih cara menyajikan informasi menjadi penting juga. Biarkan siswa sendiri yang memutuskan apakah akan menggunakan cara tertulis, presentasi, visual, oral, atau kombinasi dari kesemuanya.
  • Langkah terakhir adalah Evaluasi. Setelah semua informasi disusun dengan baik kedalam berbagai format yang relevan. Jangan lupa untuk membiasakan siswa melakukan evaluasi terhadap apa yang telah mereka kerjakan. Apakah memang menurut mereka sudah baik, atau belum. Hal ini penting supaya dia menyadari betul apa yang sedang dia lakukan. Dan inilah puncaknya dari proses resources-based learning sebenarnya. Evaluasi dan refleksi oleh mereka sendiri.

Subhanallah, seandainya siswa kita terbiasa dengan proses seperti ini, rasanya Indonesia sudah MERDEKA sejak dulu. Tidak seperti seakarang ini, masih terjajah dari berbagai sisi. Bapak/Ibu guru, dimana saja berada, mari kita BERDJOEANG dengan cara menerapkan metode pembelajaran yang dpat membangun SDM berkualitas. Salah satunya adalah dengan resources-based learning ini.
Oh, ya. Contoh praktis penerapannya dalam satu konteks topik mata pelajaran tertentu, nanti menyusul ya! Tungu aja tanggal mainnya :)

SELAMAT BERDJOEANG, MERDEKA!

6 ResponsesLeave a comment
  • RAHMA ANDRIANA
    March 14, 2009 at 6:48 pm

    LUAR BIASA SEKALI SEMANGAT YANG DIBERIKAN OLEH BAPAK. KLO BISA RAHMA MOHON BANTUAN UNTUK PENERAPAN LANGSUNG RESOURCE BASED LEARNING PADA PELAJARAN BAHASA INGGRIS

  • rini radiawati
    March 24, 2009 at 7:04 pm

    alhamdulillah sangat membantu sekali..saat ini saya sedang menempuh skripsi dengan bahasan resources based learning pada TIK..mohon bantuannya pa..mkasih..

  • Uwes A. Chaeruman
    March 26, 2009 at 6:20 pm

    terima kasih, pak

  • Uwes A. Chaeruman
    March 26, 2009 at 6:58 pm

    semoga membantu

  • putri
    July 29, 2009 at 10:26 am

    z berminat mengambil RBL untuk judul skripsi,sbnarnya belum terlalu paham seh bgm RBL itu….z jurusan fisika mata pelajaran ap yg sesuai untuk RBL itu?

  • Uwes A. Chaeruman
    July 29, 2009 at 12:57 pm

    RBL berlaku untuk semua mata pelajaran ko. Jadi ga ada batasan karena masalah mata pelajaran.

Add a commentGet a Gravatar

* Name

* Email Address

Website Address

You can usethese tags:
<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>
Sponsors
Around The Site
Archives
Recent Comments
RSS Notes from Prof. yusufhadi
  • Standar Akreditasi Program Studi Teknologi Pendidikan versi AECT February 10, 2009 Uwes Chaeruman
  • Konsep Karya Ilmiah: Aspek Metodologis dan Teknis February 2, 2009 Yusufhadi Miarso
  • Innovative In-Service Training for Basic Education in Indonesia February 2, 2009 Yusufhadi Miarso
  • Kompetensi Guru dalam Mneingkatkan Mutu Pendidikan February 2, 2009 Yusufhadi Miarso
  • Pemetaan Pendidikan Kejuruan February 2, 2009 Yusufhadi Miarso
Tags
Featured Video