Membuat 2 x 45′ Pelatihan yang Efektif dan Menyenangkan

Commentby: Uwes A. Chaeruman on: October 16th, 2009

male trainer smallHari ini, tanggal 15 Oktober 2009 saya dan team Teknologi Kinerja, program studi teknologi pendidikan UNJ, mengadakan pelatihan semacam TOT untuk para trainer di lingkungan Pegadaian di Gedung Jiwasraya, Minagkabau, Manggarai. Jumlahnya cukup ideal, 20 orang. Kebetulan saya berkesempatan memberikan materi strategi pelatihan yg efektif. Dalam hal ini sy memfokuskan diri pada microstrategy-nya bukan yang lebih bersifat makro. Tapi memfokuskan pada bagaimana seorang isntruktur dapat memberikan pelatihan yang efektif tapi juga menarik untuk satu sesi tertentu, misalnya 2×45 menit. Oleh karena itu, judulnya sy rubah menjadi seperi judul di atas.
Sebenarnya ini adalah beban yang menantang buat saya. Kenapa? Karena saya mengajarkan tentang strategi pembelajaran uang efektif dan menyenangkan, oleh karena itu strategi yang saya gunakan juga harus efektif dan menyenangkan donk! Beruntung saya sudah pengalaman dalam memberikan pelatihan, he he he …. sombong dikit boleh lah.
Akhirnya, saya gunakan pendekatan quantum teaching, salah satunya dengan menggunakan prosedur TANDUR, yaitu: Tumbuhkan minat, Alami lebih dalam, Namai setelah mengalami, Demonstrasikan, Ulangi supaya lebih mantap, dan Rayakan sekecil apapun usaha yang dilakukan.
Ingin tahu bagaimana rencana pelatihan yg saya buat? Silakan donlot disini : Lesson Plan
Kalo materi presentasinya dapat Anda donlot disini:strategi pelatihan efektif
Apa langkah yang saya lakukan? Begini skenarionya:

  • Langkah 1: Tumbuhkan Minat

Langkah pertama, menurut Eyang Puteri (dePorter dkk) dalam Quantum Teaching (1999) adalah Tumbuhkan Minat. untuk menumbuhkan minat peserta, ada beberapa hal yang saya lakukan. Pertama mengganti judul pelatihan yang semula strategi pembelajaran menjadi suatu judul yang aga sedikit sensasional dan provokatif menurut saya, yaitu “Membuat 2 x 45′ Pelatihan yang Efektif dan Menyenangkan“. Dengan harapan, judul tersebut dapat menggugah peserta untuk mempersepsikan dirinya bahwa akan diberikan triks dan tips membuat pelatihan yang menyenangkan. Tidak hanya itu, untuk menumbuhkan minat saya bumbui dengan game sederhana dengan memberikan 20 kertas yang didalamnya sudah berisi instruksi. Dari 20 kertas tersebut, hanya lima kertas yang berisi instruksi yang meminta peserta membujuk sambul merayu peserta lain untuk menuliskan di white board tentang satu hal yang menurut dia penyebab suatu sesi pelatihan tidak efektif dan tidak menyenangkan. kertas lainnya hanya berisi tulisan, “Anda Beruntung”. Trik ini cukup membuat mereka terpancing dan ikut terbawa dengan konteks materi yang akan dipelajari.setelah permainan selesai, baru saya tegaskan disitu tujuan pelatihan, bahwa “dalam pelatihan ini saya akan berikan tips dan trik serta bimbingan bagi Anda tentang cara mendesain suatu sesi pelatihan yang efektif dan juga menyenangkan”. diakhir dengan penegasan, “kemampuan ini adalah mutlak, wajib dimiliki oleh seorang instruktur atau widyaiswara seperti bapak/Ibu sekalian” maka membuat semua peserta pelatihan terfokus pada inti masalah dan diharapkan “ampere meter minatnya/motivasinya” mulai mendongkrak naik. Kira-kira begitu harapannya. Dari apa yang saya lihat sih sepertinya tercapai harapan itu.

  • Langkah 2: Alami

Mengacu pada panduan Quantum Teaching, langkah berikutnya adalah bagaimana mengupayakan peserta pelatihan agar mengalami dahulu suatu konteks yang sedang dieplajari sebelum kita beritahukan atau tunjukkan. dePorter mengatakan, biarkan mereka mengalami dahulu baru berikan label. Begitu bahasa dia. Upaya saya untuk membuat mereka mengalami konteks sesuai dengan apa yang sedang dipelajari, saya memilih menggunakan metode video show. Dimana saya menunjukkan kepada mereka sebuah video tentang suatu sesi pelatihan yang tidak efektif dan membosankan. Mereka diminta menonton dan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang terjadi. Dengan menggunakan tool analisis berupa teknik fishbone, peserta diminta untuk menganalisis faktor-faktor kelemahannya. semua peserta diminta untuk berkontribusi, tanpa kecuali dengan bimbingan saya tentunya. Kelemahan tersebut bisa dilihat dari aspek penampilan, metode, penggunaan media, pengelolaan kelas/peserta, dan lain-lain. Kurang lebih 15′ proses ini berjalan dengan lancar dimana peserta aktif berpartisipasi. Setelah itu dilanjutkan dengan video show tentang suatu sesi pelatihan yang efektif dan menyenangkan yang dilanjtkan dengan brainstorming dan sharing pengalaman terhadap video tersebut. Brainstorming dan sharing pada sesi ini cukup menarik dan peserta merespon secara aktif. Tentu saja, dalam hal ini kekatifan partisipasi akan sangat tergantung pada kepiawaian kita memunculkan pertanyaan yang menantang. Menurut saya, dengan cara ini, proses mengalami melalui media video tersebut sudah cukup berhasil untuk mereka.

  • Langkah 3: Namai setelah mengalami (mengerti)

Karena proses mengalami menurut saya sudah cukup, maka saya lanjutkan dnegan upaya menamai. Yang saya lakukan disini adalah menjelaskan tentang konsep strategi pembelajaran yang efektif. Dalam tahap ini, teori, konsep, prinsip, prosedur, tips dan trik boleh kita ungkapkan dengan teknik ceramah interaktif dan meyakinkan. Kekeliruan dalam pelatihan, menurut dePorter adalah menjelaskan tahap ini terlebih dahulu, padahal sebaiknya biarkan mereka mengalami konteks dan memahami apa yang sedang dipelajari dulu baru tunjukkan konsep/teorinya. Begitu. Tentu saja dalam tahap ini saya lebih banyak menggunakan metode ceramah yang interaktif (diselingi diskusi dan tanya jawab). Untuk tahap ini, sangat memerlukan seni komunikasi (berbicara) yang komunikatif dan efektif. he he he yang ini tergantung style masing-masing, dan mungkin sudah bawaan dari orok, kali yeee.

  • Langkah 4: Demonstrasikan supaya paham lebih dalam

Dalam rangka mendemonstrasikan penerapan strategi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, saya tunjukkan pengalaman pribadi saya dalam memberikan satu sesi pelatihan tertentu. Saya paparkan apa yang saya lakukan ketika diminta untuk memberikan suatu pelatihan selema 2 x 45 menit. Contoh yang terbaik tentunya dan terkait dengan apa yang sedang dipelajari. Metode yang saya gunakan adalah demonstrasi plus diskusi dengan bantuan contoh slide presentasi yang saya bawakan dalam satu sesi pelatihan tertentu. Menurut pengamatan saya, mata peserta tertuju dengan seksama. He he he atau mungkin sayanya yang “Ge eR” kali yah?.

  • Langkah 5: Ulangi biar lebih MANTEB!

Dalam rangka memantapkan, saya gunakan metode kerja kelompok dengan pendekatan kompetisi. Artinya hasilnya akan diperesentasikan, direview bersama, diberi masukan bersama, dan dinilai oleh sesama kelompok lain. Tentu saja kriteria penilaiannya diberikan. Peserta akhirnya dibagi dalam lima kelomp0k, masing-masing 5 orang. Kerja kelompok selama kurang lebih 45′ dan diakhiri dengan presentasi dan review bersama selama kurang lebih 30′. Nampaknya peserta cukup antusias, dan memberikan masukan dan review yang cukup obyektif.

  • Langkah 6: Rayakan agar puas dan “confidence”

Kata Eyang Puteri dePorter, “sekecil apapapun usaha yang dilakukan maka layak untuk dirayakan”. Bentuk perayaan paling minimal adalah tepuk tangan. Dalam pelatiohan tersebut, bentuk perayaan yang saya lakukan adalah denga melakukan pemberian nilai oleh masing-masing kelompok terhadap kelompok lain dan pemberian anugerah penghargaan. Semua kelompok mendapatkan penghargaan. Jangan lupakan itu!. Hadiah yang saya berikan bukan hadiah yang mahal, tapi berupa snack/makanan ringan seperti wafer tanggo dan kawan-kawannya yang dibungkus indah dengan kertas kado berpita. wooooow kueren kan. Perayaan diakhiri dengan yel-yel yang telah disepakati bersama, membuka kado hadiah bersama diakhiri dengan makan bareng isi kado sambil bertepuk tangan dan bersalaman. Kahir yang bahagia, bukan?

Kisah ini sih, just sharing ideas sajah. Jika berkenan silakan jadikan sebagaio contoh. Mungkin apa yang saya kisahkan di atas adalah contoh yang jelek, karena yang paling bagus adalah apa yang akan Anda lakukan kelak.

Mudah-mudahan bermanfaat. Lagi pula, kalo ada masukan silakan dikomentarin …

SELAMAT BERDJOEANG!

share

DeliciousFacebookDigg
RSS FeedStumbleUponTwitterGoogle
DeliciousFacebookDigg
RSS FeedStumbleUponTwitterGoogle

comments

4 commentsTell us what you think...?
  • sukaryadi

Luar bisa….inspiratif, kayaknya cocok juga untuk di kelas.

  • Rusliyanto

jiahahaha ternyata ditulis ya pak metode waktu TOT kemarin???
Good pak, laik dis dah pokoke…
hehehe… ^_^
akan coba diterapkan pak… thx…

  • Dadang Sugiana
Comment on : June 9th, 2010 7:34 pm

Sebuah tulisan yang amat inspiratif dan bermanfaat bagi para penggitat pengembangan SDM. Terima kasih, Pak.

Uwes A. Chaeruman Reply:

sama-sama, pak. mudah-mudahan bermanfaat!

Please note: Use of a non-personal web site or blog in the field and/or comments that are off-topic, personal attacks, or support requests will likely be removed at my discretion.

Login

Arsip

Tags

Blogroll

  • Fakultas Luar Kampus
  • Google Money System
  • Ilmu Bebas Pakai
  • Kuliah Online Teknologi Pendidikan
  • Pemikiran Aristo Rahadi
  • Pemikiran Romi