Oleh: Harry B. Santoso
Digital Library & Distance Learning Lab – Fasilkom UI
Like the web itself, the early promise of e-learning – that of empowerment – has not been fully realized. The experience of e-learning for many has been no more than a hand-out published online, coupled with a simple multiple-choice quiz. Hardly inspiring, let alone empowering. But by using these new web services, e-learning has the potential to become far more personal, social and flexible.
Demikian dikatakan Steve O?Hear di Guardian. Bila kita kembali kepada pengertian e-Learning yang seringkali direpresentasikan dalam bentuk Learning Management System (LMS), memang terasa bahwa LMS membatasi siswa untuk berkomunikasi hanya dengan siswa sekelas. Ya, siswa sekelas. Hal ini bisa dimaklumi berhubung penggunaan LMS sebagian besar hanya digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran online yang dibatasi oleh administrasi akademik institusi pendidikan. Siapa yang telah melakukan administrasi, dia boleh ikut. Lainnya tentu tidak bisa terlibat. Hatta untuk mengakses bahan ajar sekalipun.
Stephen Downes menyebut babak baru e-Learning dengan istilah ?e-Learning 2.0?. Menurutnya e-Learning 2.0 memilih pendekatan ?small pieces, loosely joined? yang mengkombinasikan penggunaan tools dan berbagai layanan yang bersifat diskrit namun juga melengkapi, seperti blog, wiki, serta perangkat lunak lain yang mendukung terciptanya komunitas pembelajaran yang bersifat ad-hoc.
Patut diakui bahwa dunia maya saat ini telah dibanjiri blog. Tak hanya blog yang biasanya berisi ungkapan perasaan penulisnya, entah puisi atau uneg-uneg, tapi juga blog yang sengaja didisain khusus penulisnya untuk berbagai pengetahuan yang bersifat ilmiah. Tak ayal, banyak juga orang dengan serta merta, tanpa banyak pikir langsung saja menjadikan blog sebagai salah satu referensi penulisan.
Selain blog, Wikipedia pun kini semakin sering dijadikan rujukan. Sebenarnya sedari awal, baik blog maupun Wikipedia memang tidak dikembangkan untuk memfasilitasi pembelajaran online, namun perkembangan keduanya secara perlahan dan tidak langsung dapat membantu masyarakat belajar secara fleksibel dan memiliki jaringan yang lebih luas.
Blog & Wiki: Fenomenal & Sumber Rujukan
Sejak kemunculannya, blog berhasil memikat hati pengguna Internet untuk memilikinya. Blog sendiri merupakan singkatan dari Weblog. Pertama kali istilah ini digunakan Jorn Barger tahun 1997. Weblog berarti sebuah aplikasi web yang memuat secara periodik tulisan-tulisan atau publikasi berisi pemikiran seseorang. Sebagian blog dikelola oleh seorang penulis tunggal, sementara sebagian lainnya oleh beberapa kontributor.
Perkembangan fenomenal blog mulai terjadi pada tahun 1999. Saat itu perusahaan Silicon Valley bernama Pyra Lab meluncurkan layanan Blogger.com. Layanan ini memungkinkan siapa saja dapat membuat blog-nya sendiri hanya dengan bermodal pengetahuan dasar tentang HTML. Hingga saat ini jumlah blog telah mencapai lebih dari 4.000.000 buah. Bayangkan saja, tercatat pertumbuhan blog dari 1 hingga 4.000.000 blog dalam rentang waktu 5 tahun sejak 1999 hingga 2004. Bahkan menurut Duncan Riley dari The Blog Herald, pada April 2005 jumlah blog telah mencapai 50.750.000 buah! Sungguh fantastis.
Fenomena meledaknya blog setidaknya dapat dipahami dari dua kelebihannya berikut ini dibandingkan media publikasi lainnya, yaitu spesifik dan fleksibel. Keunggulan ini bisa dilihat dari kenyataan bahwa blog pada dasarnya bisa mengandung isi mengenai kehidupan atau pemikiran pribadi seseorang. Blog juga dikembangkan untuk mengakomodasi hal-hal yang fokus pada bidang atau komunitas tertentu, misalnya komunitas pecinta motor besar, komunitas pecinta binatang peliharaan, komunitas pendidik, dsb. Selain itu, kontributor atau pemiliki blog dapat meng-update blog kapan saja ia mau. Berbeda halnya dengan media lain yang harus mengikuti jadual publikasi yang telah ditetapkan.
Sementara itu, Wikipedia merupakan ensiklopedia online multibahasa yang disusun agar dapat dibaca dan diedit oleh siapapun juga. Tak kurang dari ratusan ribu bahkan jutaan artikel ada dalam situs ini. Jumlah artikel terbesar saat ini adalah berbahasa Inggris dengan total lebih dari 1.711.000 artikel. Diikuti jumlah artikel berbahasa Jerman lebih dari 563.000 artikel. Sementara Indonesia sendiri menyumbangkan artikel tak kurang dari 52.815 artikel.
Wikipedia bermula sebagai proyek sampingan Nupedia, ensiklopedia bebas online yang artikelnya ditulis oleh para ahli. Larry Sanger, yang mendirikan Nupedia bersama dengan Jimmy Wales, melontarkan ide mengenai ensiklopedia berbasis wiki pada 10 Januari 2001 di milis Nupedia. Lima hari kemudian Wikipedia-pun resmi diluncurkan.
Wiki sendiri berarti siapa saja, artinya kita pun bisa mengedit naskah yang ada dalam Wikipedia. Inilah yang menjadi keunikan Wikipedia, walaupun bisa dibilang sebagai celah kelemahan. Komunitaslah yang akan menjadi ujung tombak kevalidan dan keaktualan sebuah naskah.
Pendidikan: Orientasi Baru Layanan Web
Blog pada dasarnya tidak hanya digunakan untuk publikasi yang sifatnya fun, namun juga dapat dimanfaatkan untuk aktifitas yang boleh dibilang ?serius?, katakanlah untuk dunia pendidikan. Tugas penulisan paper adalah tugas sehari-hari mahasiswa. Bahkan di tingkat sekolah menengah, tugas semacam ini sudah mulai digalakkan. Blog dapat dijadikan media yang sangat efektif untuk mempublikasikan hasil karya berupa tulisan ilmiah, baik berformat ilmiah maupun popular. Dengan harapan banyak pengunjung dapat membacanya ataupun memberikan respon.
Bagi Wikipedia, saat ini yang menjadi tantangan adalah sudah mampukah dijadikan referensi untuk keperluan publikasi ilmiah? Diskursus ini menjadi penting mengingat dari segi kuantitas semakin banyak orang menggunakan referensi dari ensiklopedia ini. Namun dari segi kualitas kita masih bisa berdiskusi tentang layak tidaknya dijadikan referensi publikasi ilmiah. Memperhatikan mekanisme yang ada di Wikipedia, akan kita pahami bahwa tingkat validitas isi akan sangat bergantung pada ukuran lama tidaknya sebuah artikel muncul di Wikipedia.
Aspek validitas isi menjadi penting dalam babak baru e-Learning. Dalam era ini siapapun berhak berkontribusi terhadap makna. Tak lagi 100% bergantung pada expert. Cara termudah menimbang validitas isi dari blog adalah mencari tahu track record penulis ataupun lembaga pemilik blog. Seberapa besar kompetensinya. Sementara, menimbang validitas isi dari Wikipedia dapat dilakukan dengan mengukur seberapa lama suatu makna ada di dalamnya. Hal ini akan menjadi ukuran bagi kita tentang besarnya kemungkinan berbagai pihak yang melakukan review, editing, bahkan sanggahan.
Babak baru e-Learning telah tiba. LMS sudah saatnya mengakomodasi dengan berbagai layanan yang mendukung.
semoga bermanfaat