Dewi S. Prawiradilaga M.Sc.; Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, FIP, Universitas Negeri Jakarta
Kelangkaan bacaan berbahasa Indonesia untuk disiplin ilmu teknologi pendidikan masih terasa. Padahal perkuliahan di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan harus berjalan terus seperti biasa. Makalah ini ditulis untuk mengatasi hal tadi. Selain itu, makalah ini ditulis untuk mempermudah mahasiswa memahami materi yang dibahas di kelas. Makalah ini mengandung kemampuan awal yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa yang mengambil matakuliah Pengantar Teknologi Pendidikan.
Pada dasarnya, topik dalam makalah ini dapat dibaca oleh siapa saja, tidak hanya mahasiswa program studi Teknologi Pendidikan. Jadi bahasa yang digunakan belum terlalu banyak menggunakan istilah teknologi pendidikan. Apalagi mengingat sasaran pembaca adalah mahasiswa baru.
Makalah ini juga akan dilanjutkan dengan makalah lain terkait dengan interaksi belajar mengajar dan ?visi berikut wawasan teknologi pendidikan?. Saya berharap pembaca dapat memberi masukan sebagai masukan untuk memperbaiki isinya. Selamat membaca ! Selengkapnya silakan baca dan download disini: dewisp_makalah_tp1.PDF
Viewed 6141 times by 2070 viewers
Campus University Almoslem Bireuen Nanggroe Aceh Darussalam
Thanks Ya Buk Dewi buat Apa itu Teknologi Pendidikannya
salam kenal ibu,
Nama Sy Yudha dr Mahasiswa FE UNJ
bu sy ad tugas tentang konsep teknologi kurikulum neh boleh yah makalahnya saya pakai untuk refrence sebelumnya terimakash ya bu,
Salam kenal..
saya lulusan TEP Unv.Negeri Malang th.2008
saya ini kebingungan,,sekarang kan musimnya CPNS tapi untuk ukuran pemkab atau pemkot kok gak bisa nembus ya?
minta saran ya bu..
thx a lot..
bu deeYah, saya (Admin blog ini) ikut jawab nih. Boleh kan? TP di Indonesia memang padepokan baru dalam dunia persilatan pendidikan. Jadi memang eksistensinya belum sebesar disiplin ilmu ekonomi, kedokteran, hukum atau pendidikan secara umum. Kedua, memang pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang terpuruk. Banyak sekali orang bekerja sudah tidak sesuai lagi dengan latar belakang pendidikan. Katakanlah banyak orang ITB yang kerja di Depdiknas, atau banyak pula lulusan IPB justeru kerja di Perbankan. Ini, adalah perjuangan saya, Ibu, juga kawan2 lain para murid padepokan TePe untuk membuat TePe lebih exist lagi. mudah-mudahan membantu…..