PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DALAM PENYELENGGARAAN MANASIK HAJI
Widyo Nugroho,
Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100, Pondok Cina – Depok 16424 [email protected],
ABSTRAK
Kegiatan Manasik Haji / umroh adalah salah satu bentuk pendidikan luar sekolah yang kerap dilakukan di berbagai lembaga bimbingan haji ataupun biro-biro perjalan wisata yang menyelenggarakan keberangkatan ibadah haji atau umroh. Dari hasil pengamatan, kegiatan manasik haji/umroh masih bersifat serimonial tanpa memperhatikan unsur pembelajaran. Penelitian ini mencoba mengembangkan penerapan manajemen pengetahuan dengan memperhatikan karakteristik pembelajar untuk memantabkan jemaah yang akan pergi haji/umroh yang pada akhirnya jemaah akan termotivasi untuk belajar.
Kata Kunci : Manajemen Pengetahuan , manasik
Pada dasarnya manajemen pengetahuan atau knowledge management (KM) adalah kegiatan yang mengkaitkan antara belajar, perubahan dan inovasi. Secara teknis KM muncul karena dorongan teknologi yang memungkinkan orang merekam dalam bentuk teks, tulisan, gambar dan sebagainya. KM juga dapat dikatakan sebagai teknik membangun lingkungan pembelajaran ( Learning environement), dimana orang-orang didalamnya terus termotivasi untuk belajar, memanfaatkan informasi yang ada, serta pada akhirnya mau berbagi pengetahuan yang dihasilkannya.
Manasik haji/umroh dapat dikatakan sebagai proses pembelajaran. Pembahasan mengenai proses pembelajaran berkaitan dengan pengertian strategi pembelajaran. Dalam konsep teknologi pendidikan, dibedakan istilah pembelajaran ( instruction) dan pengajaran ( teaching). Pembelajaran disebut juga kegiatan pembelajatan atau instructional, adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu. sedangkan pengajaran adalah usaha membimbing dan mengarahkan pengalaman belajar kepada peserta didik yang biasanya berlansung dalam situasi resmi/formal.
Pembelajaran maupun pengajaran merupakan sains sekaligus kiat (art). Seseorang yang mendalami aspek keilmuannya saja belum tentu dapat menerapkan dengan baik. Sebaliknya penguasaan atas aspek kiat saja juga tidak menjamin keberhasilan dalam membelajarkan peserta didik. Suatu program pembelajaran yang baik haruslah memenuhi kriteria daya tarik, daya guna (efektivitas), dan hasil guna (efisiensi). Reigeluth dan Merrill ( 1983) berpendapat bahwa pembelajaran sebaiknya didasarkan pada teori pembelajaran yang bersifat prespektif, yaitu teori yang memberikan “resep” untuk mengatasi masalah belajar.
Selengkapnya dapat Anda download dan lihat disini: penerapan_manajemen_pengetahuan.PDF
Daftar rujukan :
Paul F. Merrill et al., Computer in Education (Boston: Allyn and Bacon,1996)Esther R. Steinberg, Computer-assisted Instruction: a Synthesis of Theory, Practice and
Technology ,(New Yersey: Lawrence Erlbaum Associates Publisher, 1991)Reigeluth, Instructional-Design Theories and Models: An Overview of their Current Status, 1985
Michael J. Hannafin and Kyle L. Peck, The Design, Development, and Evaluation of Instruction Software (New York: Macmillan Publishing Company, !988).James Lockard, Peter D. Abrams and Wesley A. Many, Microcomputer for Educators (United State: HarperCollinsPublishers, 1990)
J. Steven Soulier, The Design and Development of Computer based Instruction (Boston: Allyn and Bacon, Inc., 1988)
Simonson and Thompson, Educational Computing Foundations (New York: Macmillan Collage Publishing Company, 1994)
Wikimedia.com.the free encyclopedia MP3
Viewed 133 times by 46 viewers
Comments (No comments)
What do you think?